Thursday, December 30, 2010

catatan akhir tahun 2010


31 desember 2010 adalah hari penghujung tutup tahun ini. Tinggal beberapa jam lagi menuju pergantian tahun. Pastinya semua penduduk dunia, tengah bersuka cita menyambut datangnya tahun baru masehi. Tapi bagiku yang terpenting bukanlah euforia dan kegegap gempitaan menyambut datangnya tahun baru., dengan sibuk menyusun jadwal ngedate, niup terompet pas jam 12 teng, ngidupin kembang api rame-rame, en bakar-bakaran... (hehehe, jangan sampe bakar rumah tapi) .  Tetapi bagaimana kita mampu mengevaluasi satu tahun kebelakang apa saja yang telah kita lakukan... seberapa bermanfaatkah aktivitas yang telah kita lakoni sepanjang 2010??

Yukz, sama-sama mengoreksi diri ^_^

Hem, setelah cek  en ricek , ternyata banyak sekali kawan, target yang tak tercapai, dan agenda yang terlewat... banyak hal yang harus saya benahi di 2011 yang tinggal menunggu hitungan jam. Saya benar-benar harus me_reschedule  lagi jadwal-jadwal dan targetan yang sudah pernah saya tulis. Membuat grand design yang lebih jelas agar yang telah saya tulis tidak menjadi abstrak. Mulai kembali menyusun planning beserta timing yang jelas. Rencana jangka panjang dan pendek, semoga saja tidak hanya meletup-letup di awal perjalanan..semoga bisa tersampai hingga terlaksana segala agenda.....  



Yuk segera buat resolusi di 2011 ^_^

Tulisan telah terketik,  azzam telah tersemat, semangat telah membuncah.....
tinggal realisasi untuk keberjalanan komitmen yang telah dibuat...

SELAMAT MERESOLUSI DIRI DI 2011

Bandar Lampung, 31 Desember 2011
@01.29pm


Rumah Sejuta Mimpi

JUARA (Rumah Sejuta Mimpi)

“Han.., segeralah bersiap, kita akan segera meluncur ke TKP !...”Seru Nida dari kamar sebelah. “Oke-oke, lima belas menit lagi”, sahut Raihan dari kamarnya. Lima belas menit yang dijanji akhirnya si Raihan telah bersiap untuk meluncur bersama Nida teman satu kosannya yang tadi memanggilnya. Yukz, cap cuss, kita berangkat..

Raihan dan Nida merupakan dua mahasiswi satu universitas tapi  beda fakultas. Dan ini tahun ke dua mereka ngekost bareng. Udah sama-sama tahu lah satu sama lain. Nida mahasiswa fakultas keguruan yang terkenal pinter tapi rada cablak ini, beda banget ama si Raihan anak komunikasi fisip yang sangat kalem... (Byuh,,,tuker fakultas aja ya kayaknya biar pas,hehe). Justru, karena beda karakter itulah mereka saling melengkapi satu sama lain.
Tujuan Raihan dan Nida kini meluncur ke kosan Al Barokah, menghampiri Syifa dan Husna untuk menuju target selanjutnya. Akhirnya , setelah kurang lebih empat puluh lima menit, sambil ngos-ngosan Raihan dan Nida sampai juga ke Al Barokah....

 “Assalamu’alaikuuum”....seru mereka berdua kompak, sembari mengetok kamar nomor satu. “Wa’alaikum salam warohmatullah, iya sebentar”, sahut penghuni kamar satu. Tak lama kemudian sang empunya kamar segera mempersilahkan masuk.
“Alhamdulillah, akhirnya kalian berdua sampai juga”. Ujar Syifa penuh kelegaan. Kita tinggal menunggu si Husna datang, lima belas menit yang lalu dia sms sedang dalam perjalanan pulang kesini. “Nampaknya dia akan bawa banyak bingkisan bermanfaat untuk target kita nanti”. Ujar Syifa penuh semangat.

Syifa dan Husna, merupakan rekan satu kamar penghuni kamar nomor satu di Asrama Albarokah. Syifa mahasiswi kedokteran yang sangat keibuan dan Husna mahasiswa fakultas ekonomi yang sangat pandai memanage keuangan. Jadi sangat wajar jika Husna selalu di dapuk menjadi sang bendahara disetiap agenda yang dibuat empat sahabat ini. Mereka berempat dipertemukan dalam kelompok Bimbingan Baca Qur’an (BBQ) dulu saat menjadi mahasiswa baru. Kendati kini mereka tak lagi satu kelompok BBQ , mereka tetap saling dekat satu sama lain.
**
Obrolan hangat meramaikan pertemuan mereka pagi itu, mereka saling berbagi berita satu sama lain. Tak lama berselang akhirnya Husna sampai juga ke Albarokah dengan kuda besinya dan banyak kardus yang dibawanya. “Assalamu’alaikum..........”salam Husna dari luar kamar, “wa’alaikum salam” sahut penghuni kamar satu beserta tamunya di dalam. Segera mereka berhamburan keluar membantu Husna memindahkan kardus-kardus itu dari kuda besinya. “Subhanalloh, dapat sebanyak ini Husna. Semoga Allah memberi keberkahan pada bingkisan-bingkisan ini”. Ucap Syifa penuh takjub. Kini mereka berempat sibuk membungkus souvenir itu secantik mungkin untuk segera dibawa ke TKP.
**
Ya , mereka berempat  memang punya satu misi yang mulia, setiap bulan mereka selalu mengagendakan untuk membagi rejeki kepada yang berhak.  Ini adalah bulan ketiga mereka melakon hal yang sama. Kini mereka bergerak menuju Kemiling, daerah yang banyak dihuni oleh para orang-orang berpunya, tapi kurang dermawa, bahkan ada daerah yang belum tersentuh sama sekali oleh mereka. Sehingga masuk menjadi list keempat sahabat ini untuk berbagi rizki kesana pada bulan ketiga ini. Memang lokasi yang akan ditempuh cukup melelahkan, karena banyak perbukitan dan hutan yang harus dijejaki untuk menuju ke sana. Rute perjalanan yang cukup jauh dan medan jalan yang cukup terjal mengharuskan mereka sangat berhati-hati memacu kuda besinya.

Satu setengah jam akhirnya mereka sampai di rumah pak RT, setelah bersilaturahim dan menyatakan maksud kedatangan mereka di desa itu, akhirnya mereka segera meluncur dengan membawa data orang-orang “spesial” yang akan mereka kunjungi. Mision ready complete, akhirnya misi bulan ketiga mereka telah rampung tertunai  dan mereka kembali meluncur ke asrama Al Barokah. Maklumlah satu motor yang mereka tunggangi itu hasil pinjaman kawan kosan Husna dan Syifa yang baik hati yang berkenan untuk meminjamkan kepada mereka, namanya Amie, Sumarmi lebih tepatnya. Amie orang jawa tulen asli tegal yang sangat ramah dan baik hati.

Setibanya di Al Barokah, keempat sahabat ini segera  bergerak menggelar shalat dhuhur berjamaah. Dengan diimami bunda Syifa, demikian mereka menyebutnya , mereka shalat dhuhur dengan penuh khusyuk. Setelah usai shalat , Raihan dan Nida segera berpamitan untuk kembali ke kosan Annisa. Mereka berdua mengayunkan langkahnya dengan penuh semangat kendati sebenarnya mereka pasti sangat kelelahan. Mereka saling mereview hasil perjuangan mereka berempat tadi. Sepanjang perjalanan menuju kosan An Nisa banyak hal yang mereka diskusikan, sehingga perjalanan menjadi tak terasa melelahkan. “ Alhamdulillah gerbang depan kosan sudah mulai terlihat”,ujar si Nida penuh semangat. Sampai juga akhirnya dua anak manusia beda karakter itu masuk ke kosan mereka tercinta.  Sambil berebah di kamar, iseng-iseng si Nida anak FKIP yang cablak itu membuka akun fbnya...
Ting ***......,, ide cemerlang akhirnya nongol di otak si Nida. Segera di message ke tiga sahabatnya untuk segera online. Tak menunggu lama akhirnya keempat sahabat sudah on di depan fb, dan si Nida yang creative menulis di discussion bord akun fesbuk miliknya, berharap ketiga sahabat segera meresponnya. Gayung bersambut, akhirnya discussion bord pun ramai oleh komentar-komentar ketiga sahabat Nida. Dan diperoleh kesimpulan bahwa esok malam mereka janjian akan  *mabit dikosan Nida dan Raihan. “Oke besok Sabtu, ba’da ashar kalian sudah sampai ya di Annisa”, ketik Nida mengakhiri diskusi keempat sahabat ini.
**
Diwaktu yang telah disepakati akhirnya Husna sampai terlebih dahulu di kosan Annisa, Nida dan Raihan sudah menyambut di depan gerbang. “Mana bunda Syifa, koq tumben gak bareng?tapi nanti dia pasti kesini kan? “Tanya Nida memberondong pertanyaan pada Husna. “Syifa sedang ada tutorial tambahan tuh tadi di kampus, katanya insyaallah nanti habis magrib baru bisa menyusul kesini”. Jawab Husna memberikan keterangan sejelas-jelasnya. “Oo ... yawde kalau gitu, yukz masuk”. Ajak Raihan penuh kelembutan.....
**
Maghrib sudah usai, Syifa pun telah sampai dengan selamat menuju kosan Annisa, diantar oleh si Amie yang baik hati. Setelah ngobrol santai akhirnya kini keempat sahabat ini mulai mengarah ke topik yang serius yang mendasari perlunya mereka menggelar mabit malam ini. Nida sebagai sang empunya ide segera memulai jalannya diskusi mereka malam itu.” Setelah kita sampai pada bulan ketiga kita melakoni agenda kita, alangkah lebih baiknya jika kita mengevaluasi dan melakukan followup terhadap kegiatan kita tersebut kawan-kawan”. Nida memulai pembicaraan dengan nada serius. Si Raihan, anak komunikasi yang kalem itu, akhirnya segera angkat bicara. “Iya saya sangat setuju dengan usulan saudari Nida, alangkah lebih baiknya jika agenda ini kita evaluasi dan tindak lanjuti lebih jauh. Rekan –rekan, semenjak diskusi kita semalam di facebook , saya kemudian menjadi berfikir bagaimana jika kita membuat suatu gebrakan baru yang mampu mengakomodir kebutuhan mereka semua. Karena, saya fikir jika kita terus –terusan memberikan bantuan maka mereka akan selalu bergantung kepada kita”. “Iya saya sepakat dengan saudari Raihan”, sambung Husna memotong pembicaraan Raihan. “Saya sepakat jika mereka kita ajarkan untuk bisa hidup mandiri tanpa harus tergantung dengan pemberian kita maupun orang lain, apalagi kita masih mahasiswa. Bantuan yang kita berikan pun tidak seberapa, tak akan mengubah taraf hidup mereka. Bagaimana caranya sekarang kita membukakan pintu wirausaha untuk mereka, itu yang jadi PR kita bersama”ujar Husna penuh semangat. “Tak cuma itu kawan yang harus kita fikirkan”, Syifa ikut-ikutan menyahut. “Kita juga harus memikirkan kesehatan mereka. Saya sangat miris ketika mendengar banyak warga yang meninggal karena terkena malaria dan DBD di daerah itu karena pemukiman mereka yang sangat kumuh. Kita harus bisa juga mengajarkan pola hidup sehat dan bersih kepada mereka”, tutur calon dokter itu penuh semangat.

Nida dengan cekatan mendokumentasikan hasil pembicaraan ketiga sahabatnya dalam buku notulensi yang mulai sesak dengan hasil diskusi malam ini. “Okelah kawan-kawan “, seru Nida mengalihkan perhatian ketiga sahabatnya terpusat pada dirinya. “Kita juga tak boleh melupakan masalah pendidikan anak-anak. Mereka rata-rata hanya bersekolah paling tinggi sampai kelas tiga SD, dan sisanya kini mereka menjadi pemulung, kuli kasar dan pekerja sawah. Sungguh saya juga sangat miris melihat kondisi mereka yang seharusnya masih mengenyam pendidikan, harus melakoni pekerjaan yang tak seharusnya mereka jalani. Mereka terlihat lebih tua dari usia  mereka yang terpaut masih sangat muda. Saya dan kita semua memang tahu, kerasnya hidup membuat mereka mau tak mau harus melakoni hal itu. Jadi sekarang permasalahan yang sudah mulai kelihatan coba segera kita carikan solusi terbaiknya.  Alhamdulillah, Allah memperkenankan kita bertemu dengan latar belakang keilmuan yang berbeda. Sehingga kita bisa melihat sebuah permasalahan dari sudut pandang yang berbeda. Sepanjang perbincangan kita hingga saat ini ada 3 hal pokok yang harus kita temukan solusinya.Pertama masalah kemandirian yang ditutur oleh saudari Husna dan Raihan, masalah kesehatan seperti yang sudah diujar oleh bunda Syifa dan tentunya masalah pendidikan yang saya urai barusan. Yang harus kita fikirkan adalah bagaimana ketiga masalah pokok itu bisa menemukan satu solusi”. ....  Uraian kata yang ditutur Nida, menjadikan senyap arena diskusi malam ini. Semua berfikir keras untuk menemukan solusi terbaik dari akar permasalahan yang ada. “Aku tahu,,,,,”seru Raihan mahasiswa komunikasi yang kalem itu memecah kesenyapan arena diskusi. “Apa Raihan????” Tanya Nida, Syifa dan Husna kompak. “Aku tahu satu solusi tepat untuk mengakomodir ketiga permasalahan yang sudah panjang lebar kita urai tadi”. Ketiga sahabat Raihan mulai semakin penasaran mendengar penuturan Raihan selanjutnya. “Kita buat Rumah Sejuta Mimpi......”.ujar Raihan mantap menawarkan ide cemerlang. Semua saling bertatapan penuh keheranan dan masih nampak bingung. Raihan menyadari kebingungan rekan-rekannya itu, dan Raihan mulai lincah menuju White Board yang terpasang dikamar Nida. Maklumlah sebagai mahasiswa FKIP,Nida tak bisa jauh dari papan tulisnya untuk mengajar murid les privatnya di kamar pribadinya. “Oke begini kawan-kawan. Kita akan membangun sebuah rumah berdasarkan mimpi kita, kita harus membuat design bahwa rumah itu mampu mengakomodir segala permasalahan yang telah kita bicarakan. Kita akan mendisain rumah yang bisa dipergunakan untuk berwirausaha dan taman pendidikan. Untuk ibu-ibu kita produktifkan untuk belajar berwirausaha misalnya memanfaatkan limbah-limbah rumah tangga untuk dijadikan kerajinan atau juga membuat boneka horta. Selain bahannya mudah ditemui, setelah diolah mampu menghasilkan rupiah yang nantinya bisa menjadi modal untuk mereka. Kita bisa memfasilitasi hasil karya mereka dengan penjualan melalui penjualan online melalui ranah maya. Dan juga limbah itu juga membantu agar lingkungan kita tak tercemari sampah-sampah rumah tangga. Kemudian untuk anak-anak kita buat taman pendidikan berupa baca, tulis, mengaji dan bermain.  Nida mungkin sangat bisa kita percaya untuk mengelola taman pendidikan ini bersama Syifa. Di taman pendidikan Syifa juga bisa memberikan penyuluhan kesehatan bagi anak-anak dan ibu-ibu tadi. Harapan saya dalam satu rumah itu, bisa sekaligus menjadi tempat berkarya, berwirausaha, belajar, bermain dan tentunya mengaji. Jadi untuk langkah awal kita mungkin baru bisa membuat satu rumah unit, jika sudah ada sponsor bukan tidak mungkin rumah-rumah sejuta mimpi kita akan bertebaran di banyak tempat”.

Panjang lebar dan penuh energic, Raihan menuturkan ide cemerlangnya kepada ketiga sahabatnya. Ketiga sahabatnya mulai mengangguk-angguk tanda meyetujui rencana Raihan. “Terus dana untuk kita buat atau nyewa rumahnya dari mana Han? “Celetuk Nida kebingungan. “Pertanyaan cerdas Nida”, sahut Raihan. Ini juga sudah saya fikirkan tadi dan belum sempat saya tuturkan. “Begini kawan-kawan,  kita harus mulai merinci apa saja kebutuhan di awal yang sangat mendesak kita butuhkan untuk melaksanakan proyek ini. Setelah semuanya terinci dengan baik, langkah selanjutnya adalah kita membuat proposal dan menyebar melalui berbagai perusahaan, juga menyebar informasi ini melalui internet, juga bekerja sama dengan media. Memang bukan hal yang mudah untuk melakukan ini kawan-kawan, tapi setidaknya ilmu komunikasi dan public relation yang sudah saya tempuh dimata kuliah, bisa menjadi bekal kita mengkomunikasikan dengan calon sponsor dan donatur. Demikian kawan-kawan tawaran solusi yang bisa saya sampaikan, jika memang kalian sepakat berarti esok kita sudah bisa mulai merancang  proposal yang akan kita ajukan...”

“Akhirnya satu titik terang yang merangkum tiga permasalahan paling dasar sudah kita temukan solusinya bersama, terima kasih atas ide-ide bersama kita malam ini, semoga Allah memberikan kita kemudahan untuk merajut mimpi kita untuk membangun Rumah Sejuta Mimpi sebagaimana yang telah kita rancang bersama”. Closing statemen dari sang empunya hajat menutup diskusi panjang keempat sahabat .

“Amin..” sahut ketiga sahabat mengamini closing statemen Nida, menyudahi diskusi malam ini. Dan marilah kita tutup diskusi kita malam ini dengan membaca do’a kifaratul majlis, “subhanakallohumma wa bihamdika, asyhadu alla illa ha illa anta astaqfiruka waatubu ilaih”,  diiringi dengan istiqhfar tiga kali. Kita memohon ampun kepada Allah jika tadi ada rasa tidak ikhlas mampir dihati-hati kita. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan mengaminkan do’a – doa kita.  Kini saatnya kita beristirahat dan jangan lupa sepertiga malam, kita sama-sama meminta kepada sang pemilik jagad semesta, untuk memudahkan jalan kita mewujudkan Rumah Sejuta Mimpi yang telah kita rancang bersama.

Kini , semua telah bersiap beristirahat dikamar Nida dan Raihan. Satu jam kemudian keempat sahabat itu  telah terbuai dalam pulau impian, dengan membawa sejuta harap dengan Rumah Sejuta Mimpi.........................
THE END J
*mabit : malam bina iman dan takwa ( biasanya diisi dengan diskusi dan aktivitas peningkatan ruhiyah) dilakukan dengan menginap.

Sebuah Perjuangan
Perjalanan ini masih sangat panjang
Jalan terjal akan selalu mengiringi setiap tapak perjuangan
Perjuangan yang berliku justru akan menambah kenikmatan sebuah perjalanan
Tekad telah terpatri
Azzam telah terucap
Tak boleh terucap kata mudur dari gelanggang pertarungan
Karena, manisnya buah perjuangan
Ketika kita mampu melewati segala tantangan yang membentang ke depan
Rumah sejuta mimpi
Yang telah kita asa bersama
Semoga menjadi amal jariyah
Yang menjadi pemberat amal kita
Di akhirat kelak
Amin...

Bandar Lampung, 28 Desember 2010
Pukul 12.25 am


Tri Lego Indah Fitrianingsih merupakan mahasiswa semester lima Pendidikan Fisika Universitas Lampung. Semasa SMA pernah menjuarai Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat Propinsi yang kala itu digelar sebagai bagian dari perhelatan akbar mahasiswa se-Indonesia dalam PIMNAS XX (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) yang bertuan rumah di Bandar Lampung. Penulis rajin mengikuti dan menjuarai lomba karya tulis ilmiah remaja tingkat kabupaten, serta menjadi juara 1 pidato remaja masjid. Mulai aktif mengikuti lomba menulis antologi sejak November 2010. Antologi kisah kasih Ibu merupakan debut pertamanya dari karyanya yang dibukukan bersama para penulis lainnya yang kini sedang menjalani proses penggarapan. Penulis kini aktif di organisasi kemahasiswaan kampus yaitu Dewan Perwakilan Mahasiswa tingkat Universitas (DPMU KBM Unila) di komisi advokasi dan perundang-undangan.  Penulis dapat disapa via facebook, YM dan twitter melalui email di: me_muslimnegarawan@ymail.com, dapat pula dikunjungi melalui blog di http://legosangcreator.blogspot.com/. No.telp 085279183411 atau 085769957317.
Kini tinggal di Bandar Lampung,  Alamat : Asrama Al Barokah,  Jalan Bumi Manti gang M. Said No.25 B, Kampung baru, Universitas Lampung
Nama FB : Tri Lego Indah

 (Cerpen dan puisi ini diikutkan dalam lomba “JUARA” Group TAMAN SASTRA, info dan ketentuan lomba klik di sini : http://www.facebook.com/note.php?saved&&note_id=10150353537570534)

Sunday, December 26, 2010

Euforia Sepakbola Asia Tenggara


Keberhasilan TIMNAS berlaga dalam final AFF 2010 menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Kado terindah yang akan diberikan oleh tim Garuda dipenghujung tahun 2010 kepada Indonesia jika timnas Indonesia memenangi laga final.  Ekspresi kegembiraan menggema di seantero nusantara. Masing-masing mengekspresikan kegembiraannya dengan cara yang unik.  Semua terbius dalam gegap gempita euforia sepakbola,tak terkecuali para politisi dan tokoh politik .Semua mendadak menjadi para “penggila” bola. Tak ada gap antara kita dengan para pejabat  karena kini kita telah satu suara dengan lantang meneriakkan Go Indonesia Go....untuk mendukung para punggawa sepakbola tanah air berlaga di final AFF leg pertama di Bukit Jalil, Kuala Lumpur. ....
Piala AFF menjadi magnet yang sangat kuat bagi Indonesia belakangan ini. Pemberitaan mengenai Piala AFF 2010 hampir merajai seluruh pemberitaan baik di media elektronik, media cetak maupun jejaring sosial seperti twitter maupun  facebook. Di pengunggahan berita baik di google maupun yahoo berita mengenai  piala AFF menempati urutan teratas. Semua seolah tak mau ketinggalan informasi mengenai berita terupdate tentang piala AFF 2010.
Berita tentang perburuan tiket untuk menyaksikan laga final leg 1 di negeri jiran Malaysia pun menjadi headline dalam pemberitaan di televisi akhir-akhir ini. Semua berharap bisa memberikan dukungan langsung bagi tim Garuda saat berlaga di final leg1 . Kendati harus mengocek saku lebih dalam karena harus membeli tiket yang lumayan mahal dan  untuk terbang ke negeri jiran juga memerlukan kocek yang tidak sedikit, tak menghalangi niat para pendukung timnas untuk berangkat. Tak terkecuali para pejabat republik ini, semua berbondong untuk berburu tiket untuk terbang menyaksikan langsung pertandingan final antara TIMNAS Garuda dengan Timnas Malaysia di laga final leg 1 yang akan berlangsung di Bukit Jalil, Kuala Lumpur Malaysia pada hari minggu 26 Desember 2010 esok.
Tak mengurangi semangat nasionalisme yang tinggi dari para pendukung timnas,  ekspresi kegembiraan masyarakat dengan masuknya timnas Indonesia sampai ke laga final disampaikan dengan berbagai cara yang sangat unik. Di suatu sekolah dasar, para anak-anak SD bersorai menggelar pertandingan sepakbola di lapangan sekolahnya dengan memerankan tim Indonesia dan tim Malaysia, dengan mencetak 10-0, 10 untuk Indonesia dan 0 untuk Malaysia. Merekapun segera menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan melanjutkan dengan menyanyikan mars Garuda di Dadaku yang seolah kini sudah menjadi soundtrack lagu bagi persepakbolaan tanah air.  Lain anak- anak sekolah dasar, lain pula para santri dan pengasuh Pondok pesantren Assyidiqiyah ke­do­ya, Jakarta Barat. Mereka  pun tak mau ketinggalan, dengan mengundang para Tim Nasional Indonesia dalam gelaran do’a bersama sebelum timnas bertolak menuju Malaysia. Bahkan pejabat negara sekaliber Aburizal Bakrie pun ikut-ikutan latah menjamu para timnas Indonesia sebagai ekspresi kegembiraan dengan pencapaian yang di raih oleh timnas Garuda hingga melaju ke final.
Euforia sepakbola inipun menjadikan ladang rizki bagi para penjaja souvenir khas tim garuda dan para pedagang kaos timnas. Order pemesanan kaos timnas pun melonjak tajam. Perlengkapan dan serba serbi  ala timnas pun ramai diserbu oleh para “penggila” bola. Semua kebanjiran rejeki dengan adanya pesta bola yang menghiruk pikuk semua lapisan masyarakat Indonesia.
Pembicaraan mengenai prediksi final piala AFF pun menggaung dimana-mana, di bis kota, di kantor, di sekolah-sekolah, di kampus, warung-warung kopi, di pasar, di tempat nongkrong, hingga ke gedung dewan yang terhormat sekalipun semua ramai memberikan komentarnya seputar prediksi skor yang akan di cetak oleh timnas di laga final. Tak mau ketinggalan, di situs jejaring sosial facebook dan twitter pun mulai ramai membicarakan hal yang sama. Tebak tebakan seputar perolehan skor pun menjamur disana sini.
Demam sepak bola ini pun membuat tim creative Unsa (group Untuk Sahabat) menggelar event lomba menulis antologi cinta sepak bola, yang lagi-lagi memberikan ruang bagi para penulis untuk mengekspresikan kecintaannya terhadap sepak bola tanah air yang mulai kembali menggeliatkan performa terbaiknya.
Minimnya prestasi yang dicetak oleh timnas sepanjang tahun ini sehingga menjadikan pencapaian timnas garuda mampu melaju ke final piala AFF adalah hal yang sangat patut disyukuri oleh kita semua. Kita semua tentu berharap  Firman Utina dan kawan-kawan mampu memenangkan pertandingan putaran final leg 1 dan 2 sehingga dapat  meraih piala Suzuki AFF 2010 sebagai pencapaian pertama kalinya Timnas Indonesia membawa pulang Piala AFF.
Prestasi Timnas yang langka ini harusnya menjadi momentum awal untuk membangun dan meningkatkan prestasi para anak bangsa ke depan, lebih-lebih prestasi yang bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung.

Karena itu, euforia  yang begitu tinggi ini sangat disayangkan  jika berlalu begitu saja tanpa memiliki effect nyata bagi masyarakat. Keberadaan Malaysia sebagai musuh tanding Timnas Indonesia menyiratkan kepada kita bahwa bangsa ini akan cepat bersatu jika memiliki lawan bersama. Sehingga kini saatnya kita memanfaatkan momentum ini dan menjadikan kemiskinan, kebodohan, pengangguran dan korupsi menjadi musuh bersama kita. Euforia  sepakbola yang akan segera berakhir harus menjadi  etos bagi anak-anak muda kita agar kedepan  menuai banyak prestasi untuk negeri ini.
Bandar Lampung, 25 Desember 2010
Asrama Al Barokah @t 07.33pm

Tri Lego Indah Fitrianingsih merupakan mahasiswa semester lima Pendidikan Fisika Universitas Lampung. Semasa SMA pernah menjuarai Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat Propinsi yang kala itu digelar sebagai bagian dari perhelatan akbar mahasiswa se-Indonesia dalam PIMNAS XX (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) yang bertuan rumah di Bandar Lampung. Penulis rajin mengikuti dan menjuarai lomba karya tulis ilmiah remaja tingkat kabupaten, serta menjadi juara 1 pidato remaja masjid. Mulai aktif mengikuti lomba menulis antologi sejak November 2010. Antologi kisah kasih Ibu merupakan debut pertamanya dari karyanya yang dibukukan bersama para penulis lainnya yang kini sedang menjalani proses penggarapan. Penulis kini aktif di organisasi kemahasiswaan kampus yaitu Dewan Perwakilan Mahasiswa tingkat Universitas (DPMU KBM Unila) di komisi advokasi dan perundang-undangan.  Penulis dapat disapa via facebook, YM dan twitter melalui email di: me_muslimnegarawan@ymail.com, dapat pula dikunjungi melalui blog di http://legosangcreator.blogspot.com/. No.telp 085279183411 atau 085769957317


*diikut sertakan dalam lomba menulis antologi CSB
info selengkapnya , cekidot:
http://www.facebook.com/note.php?note_id=490186482527

Ibuku adalah Sosok Tangguh Nan Bersahaja


Jika kita diminta untuk menyebutkan nama 10 orang yang dekat dengan kita,  pasti jawaban kita akan sangat beragam, begitu pula saat kita diminta menyebutkan nama 5 orang yang dekat dengan kita,  pasti pun jawaban kita akan beragam. Tapi saya sangat yakin dan percaya jika kita diminta untuk menyebutkan satu nama yang sangat kita cintai pastilah kita semua satu suara dan dengan serempak akan menjawab IBU....

Ya, dialah ibu kita, mama, emak, mamak,bunda, umi apapun sebutannya beliau adalah orang yang paling kita cintai. Yang tak pernah mengeluh karena mengandung kita selama 9 bulan 10 hari bisa pula lebih..., selalu memberi kasih sejak kita masih dikandungnya hingga kita dewasa kini...

Ibu, dirimu laksana peneduh jiwa bagi ku, sahabat yang bisa diajak untuk berbagi disaat aku tengah diliputi rasa ketidaknyaman. Engkau bagaikan suplemen bagiku disaat aku mulai lemah. Kau menjadi sumber insiprasi dan obat dikala aku mulai merasa bosan acapkali menghadapi tugas kampus yang menumpuk. Tapi dengan mengingatmu bunda, segala rasa itu sirna. Karena ku tahu, perjuanganmu yang sangat berat hingga kini aku mampu berada disini. Tak lebih dari 5jam kau istirahatkan ragamu untuk sekedar meluruskan otot-otot syarafmu.  Saat aku tengah terbuai dalam indahnya mimpi ,kaupun selalu mewajibkan dirimu untuk bermunajat kepada RobbMu. Dinginnya air wudhu justru menambah kesejukan hatimu untuk melangkah memadu kasih bersama RobbMu. Ku tahu bunda, kau selalu doakan aku disetiap qiyamul lailmu, kaupun tak mau meraup sendiri nikmatnya pahala yang kau dapatkan dari sepertiga malammu. Kau bangunkan aku dengan penuh kasih. Walaupun aku terkadang enggan terbangun karena dinginnya udara luar yang aku rasakan, bahkan tak jarang aku tak mengindahkan ajakanmu,  justru aku cepat-cepat menarik selimut tebal yang kembali membuaiku dalam mimpi indah. Masya allah...

Saat subuh tiba kau kayuh sepeda tuamu menuju mushala yang jaraknya tak begitu jauh dari rumah tempat kita tinggal. Sekembalinya kau di rumah dengan ligat kau membereskan segala aktivitas rumah tangga yang sangat padat. Kau pun berpacu dengan waktu. Setiap hari pukul tujuh pagi segala aktivitas itu telah usai, kau  bersiap-siap untuk berangkat, mengabdikan dirimu sebagai guru es de negeri yang tak jauh dari tempat kita tinggal, lagi-lagi dengan sepeda tua kebanggaanmu.  Usai dari mengajar, kau melanjutkan aktivitasmu dengan membuka aktivitas belajar di rumah kita. Semua kau lakukan dengan senang hati, murid-murid yang belajar di rumah pun beragam.mulai dari anak-anak yang memang suka belajar, anak-anak yang  agak lola, dan ada pula tunarungu. Maklumlah di tempat kita memang  tak ada SLB untuknya, dan tak ada sekolah negeri maupun swasta yang mau menerimanya menjadi siswa. Sehingga kaupun tak keberatan untuk menerimanya ikut belajar bersama di rumah kita. Bukan menjadi sesuatu yang sulit bagimu  untuk mengajari mereka. Kau  ajari mereka berdasarkan kualifikasi kemampuan masing-masing dari mereka, karena kutahu kau bisa membaca karakter mereka masing-masing sehingga semuanya dapat mengerti apa yang kau ajarkan. Pembelajaran yang bunda lakukan dirumahpun bunda  variasikan dengan bermain, bercerita, dan membagi hikmah. Hingga akhirnya jadwal yang seharusnya hanya 2 jam mereka bisa lebih berlama-lama di rumah kita dan terkadang tak mau pulang. Mereka sangat mengidolakanmu bunda.....

Setelah mereka pulang kaupun segera melanjutkan aktivitas selanjutnya. Sabit, karung dan tali telah siap kau bawa bersama sepeda tua kesayanganmu itu. Untuk bersiap melaju ke padang ilalang nan hijau di desa seberang. Barang mendapat sekarung atau sepintal rumput tuk kau berikan pada ternak kita..

Kau memang wanita yang sangat tangguh,,, di rumah kau istri yang baik untuk ayah dan ibu teladan bagi kami anak-anakmu, di sekolah kau idola bagi murid-muridmu, di kompleks tempat kita tinggal, kau menjadi rujukan mereka untuk memberi solusi layaknya lulusan pshychologhy...,tapi kau tak sekedar memberi teori bunda...karena ku tahu, kau cukup banyak makan asam garam kehidupan. Kerasnya hidup saat kau masih muda membuatmu kuat hingga usiamu yang semakin senja kini. Keadaan ayah yang tak bisa lagi bekerja karena fisiknya yang sakit sejak dua belas tahun lalu yang memaksamu untuk rangkap jabatan dalam keluarga kita. Menjadi sosok seorang ibu yang lembut nan tangguh juga menjadi kepala keluarga yang mencari nafkah untuk keluarga kita, kau lakoni dengan penuh keikhlasan. Karena ku tahu bunda, yang kau cari adalah ridho sang ilahi....

 Bunda.... Kesantunan dan kebersahajaanmu membuat siapapun akan hormat padamu., kau memang tak banyak kata, kau siratkan setiap hikmah melalui tindak lakumu....aku menjadi malu dengan diriku sendiri bunda............begitu cengeng aku dengan sejengkal rutinitasku yang tak lebih dari sekuku dari seabreg aktivitas muliamu....
Bunda satu kalimat yang sangat tepat untuk menggambarkan ketangguhan dirimu
Mom , You’re Really My Struggle Woman
Nanda hanya bisa kirimkan sebait do’a untuk bunda....
Doa Tulusku Untukmu  Ibu
Ya Allah.....
Rendahkanlah suaraku bagi ibuku
Perindahlah ucapanku di depan ibu
Lunakkanlah watakku terhadap ibuku
Ya Allah....
Apa saja gangguan yang telah ibuku  rasakan
Atas kesusahan yang ibu derita karenaku
Atau hilangnya sesuatu hak ibu karena perbuatanku
Jadikanlah itu semua
Penyebab rontoknya dosa- dosa Ibu
Meningginya kedudukan Ibu
Dan bertambahnya pahala kebaikan Ibuku
Dengan perkenanmu ya Allah...
Berilah ibuku sebaik-baik balasan
Atas didikan ibuku  padaku
Dengan pahala yang besar
Atas rasa sayang ibu  padaku
Ya Robb
Peliharalah Ibuku dari api neraka
Pertemukan kami semua di syurgamu kelak  ya Robb
Amin...........................

Semoga tulisan ini dapat memberi inspirasi bagi kita semua untuk semakin menghargai usaha dan kerja keras ibunda - ibunda kita.

Ditulis di Bandar Lampung, 21 Desember 2010
Asrama Al Barokah @ 7.44pm

Tri Lego Indah Fitria Ningsih lahir di Bandar Lampung 21 tahun silam, pernah menjuarai Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Propinsi semasa SMA dalam LKIR yang digelar saat PIMNAS XX (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional), juga lomba-lomba karya tulis ilmiah tingkat kabupaten. Mulai mengikuti event lomba menulis sejak November 2010. Antologi Kisah Kasih Ibu merupakan debut buku pertamanya bersama penulis-penulis lainnya. Antologi ini ditulisnya untuk dipersembahkan kepada ibunda tercintanya, sosok tangguh nan bersahaja yang semoga dapat memberi inspirasi bagi kita semua.  Kini penulis  aktif di organisasi kemahasiswaan Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU KBM Unila) di komisi advokasi dan perundang-undangan. Penulis bisa dihubungi via facebook , YM dan twitter melalui email di : me_muslimnegarawan@ymail.com, Dapat pula dikunjungi di http://legosangcreator.blogspot.com/.

*diikut sertakan dalam lomba menulis antologi Ibuku adalah...
^^ alhamdulillah naskah ini menjadi salah satu naskah yang sedang dalam proses penerbitan antologi kisah kasih ibu 

selengkapnya, cekidot : http://www.facebook.com/note.php?note_id=488643132527

Kaulah Pahlawan Itu

Kaulah  Pahlawan Itu
Subhanalloh , hanya rasa takjub  yang mampu kuucapkan. Maha Suci engkau  ya Robb, Kau izinkan aku untuk sedikit mengenal hambamu yang sangat luar biasa. Liyuda Saputra, seorang sahabat yang saya add pertemanannya tiga bulan lalu di situs jejaring sosial facebook. Itupun aku tahu namamu dari para mutual friend  yang ada di friend list fb ku. Awalnya aku hanya biasa-biasa saja mengenalmu, sebatas kekaguman karena tahu tulisan-tulisan di blogmu dan blog organisasi tempatmu bernaung yang menyentuh qalbuku. Kata-katamu yang dahsyat dan mengelitik urat syaraf untuk tak berhenti berjuang di jalan ini, dakwah begitu kita menyebutnya...
Tiada kata yang mampu terucap selain kekaguman yang sangat kuat terhadap sosok *Liyuda Saputra. Aku sangat terkesan melihat keluhuran budimu dan ketulusan niatmu. Saat kau akan berangkat menyalurkan bantuan untuk korban merapi ,8 November 2010, pukul 07. 12 pagi, Allah menjalankan takdirnya untukmu, kau mengalami kecelakaan cukup serius di Pemalang Jawa Tengah. Berita mengenai kecelakaan  pagi itu sontak memenuhi beranda facebookku. Lagi-lagi ku tahu berita ini melalui status teman-teman di  facebook juga dari mailinglist (milist) group kammi yang mampir di spam yahoo ku. Teman-teman bergerak cepat, untuk segera berkoordinasi. Mengevakuasimu untuk segera dilarikan ke  rumah sakit dan segera menghimpun dana untuk mengurusi administrasi rumah sakit. Iringan doa membanjiri dinding  facebook mu, berharap engkau segera bangun dari koma mu.
***
Hari ke sepuluh akhirnya kau tersadar dari tidur panjangmu, tersenyum saya ketika membaca update status bang **Iwan Tirta (pada November 18 at 6:02pm) :Ketika akan operasi kemarin Yuda dijemput oleh 5 dokter muda (dokter semua,bukan perawat), saat berhenti di depan lift salah seorang dokter berkata kepada teman2nya "ini pahlawan ini, relawan merapi dia"..
***
Kini, kau masih harus menjalani serangkaian operasi untuk penyembuhan mata kananmu dan fraktur di tulang kakimu saat kau terkena kecelakaan itu. Tapi bukan Liyuda Saputra jika hanya tergeletak pasrah dengan ujian yang ditimpakan Allah padamu kini. Hari ke lima belas kau sudah bisa mulai duduk,  kau sudah meminta kepada mas Iwan Tirta untuk membawakan Al Qur’an, buku, dan laptop. Subhanalloh, tak pernah terpikir dalam benak siapapun terutama aku, dalam kondisi seperti itu, kau masih saja ingin melakukan sesuatu. Kau paksakan untuk masih bisa mengalunkan dengan syahdu tausyiah rabbaniyah ayat demi ayat. Dan kau pun mulai untuk kembali menulis di blog dan catatan di notes fbmu, walaupun kau sendiri dalam keadaan payah di ranjang tidur RSCM...Subhanalloh, berkali-kali aku berucap saat membaca posting new entry di blogmu dan catatan di notes fbmu.
***
Gerimis hati, disertai hujan deras air mataku menghangatkan pipiku saat membaca notes seorang Liyuda Saputra. December 7, 2010 at 12:31pm bertepatan dengan 1Muharam 1432 Hijriah, yang merupakan tahun baru umat islam, kau menulis notes yang kau beri judul REFLEKSI. Ku baca dengan penuh syahdu kata demi kata dan kalimat yang kau tulis dengan sangat apik, penuh makna dan sarat hikmah.

Masih sangat lekat dalam ingatanku kata-kata dalam notes fbmu yang membuatku terhenyak pada keteguhan budimu, mulianya akhlakmu dan tingginya keimananmu :
 “dan tiada pun jiwa yg mengetahui apa yg dilakukan esok hari dan dibelahan bumi mana dia akan meninggal”
Adalah suatu hikmah yg besar bahwa Allah memberikan kita tidak mengetahui ajal atau usia kita ini, karena dalam situasi ketidakpastian ini kita tentunya harus siap dan bekerja lebih baik dan menjalani hidup lebih lurus. Klo kita melihat Allah berkali-kali menekankan masalah ini, dalam masalah ajal kemana tiitik akhir ajal ini. Banyak kita merasa terlena karena ajal kita tidak mengetahui oleh karena nikmat kesehatan sering kalau kita tidak mengetahui bahwa kelak hidup ini akan berakhir. Padahal sesungguhnya yang diinginkan oleh Allah titik terakhir mana kita akan tertuju. Saat jiwa terhenyap kita sesungguhnya mengetahui second life dalam hidup ini.
Pasca operasi sudah 3 mingguan ini. Alhamdulillah berjalan lancar. Banyak pertolongan Allah saat itu. Pertama, Allah menentukan tadinya mau dipasang semacam plat tetapi tidak jadi karena organnya masih bisa. Kedua, pasca operasi tidak di ICU. Dan yg tidak diketahui oleh saya.
Yg terakhir hanya Allah yang bisa menyembuhkan dan menolong ini semua untuk keajaiban kesembuhan mata kanan saya ini. Menurut medis memang kemungkinan2 itu memang ada tapi kami serahkan semua ke Allah, karena Allah lah Maha Penyembuh yang sebenarnya. 
Allahumma anta syafi, la syifa illa syifauka, asyfii ana amiin
Untuk itu saya mohon Doanya yang terbaik dari ikhwah teman-teman sekalian untuk kembali merepotkan antum sekalian. Kami ucapkan Jazakallah khair jaza yang tak terhingga semoga ditempatkan dan ditinggikan derajat di mata Allah atas bantuannya ke saya dan keluarga selama ini insya Allah hingga masa penyembuhan mata kanan saya ini. Juga bantuan berupa financial akan dibalas dengan timbangan amal pemberat kebaikan. Alhamdulillah fisik saya (jasad dan jasmani) dalam keadaan baik-baik saja tidak ada apa-apa. Insya Allah keadaan yang saya alami tidak meluluh atau melumerkan Semangat yang pernah ada Karena perjuangan kita belum usai dan jalan ini masih teramat panjang untuk kita arungi bersama gerbong-gerbong kereta ini.
Saya pasrahkan semua ke Allah dan terus berikhtiar dengan apa2 terjadi dengan diri saya ini karena insya Allah saya percaya ini ujian untuk meninggikan derajat kesholehan dan ketakwaan.
Karena kapal perang sudah terlanjur kita bakar sekarang hanya ada satu kata maju membentuk strategi kemenangan untuk kejayaan Islam dan menuju Ustadziyatul ‘alamin. Jangan pernah memberikan dan titipkan pena perjuangan kepada siapapun cukup kita genggam erat walaupun dengan gigi geraham. Allahu Akbar. Aamiinn.

Catatanmu yang begitu dahsyat, padat makna dan hikmah menggedor semangatku untuk bisa seperti dirimu. Fisikku yang masih bugar seharusnya memiliki semangat yang lebih dari dirimu. Aku benar-benar malu dengan diriku, yang terkadang lalai bersyukur terhadap nikmat sehat yang Allah berikan untukku.

Kini, aku benar-benar sangat terinspirasi dengan sosok seperti Liyuda Saputra. Walaupun secara fisik, aku belum pernah bertemu di dunia nyata dengan dirimu, tapi semangatmu yang begitu membara mulai membangkitkan kembali semangatku untuk terus berjuang dan bergerak, menebar hikmah di muka bumi. Melalui lisan, tulisan dan tindakan. Terima kasih telah banyak memberi nasehat tentang makna kehidupan dan makna berjuang yang hakiki. Semoga kelak aku mampu menjadi sosok sepertimu menjadi inspiring bagi banyak insan.

Liyuda Saputra, kaulah Pahlawan itu....
Ditulis di Bandar Lampung, 12 Desember2010
at.4.49pm
keterangan :*anggota KRC= KAMMI Reaksi Cepat . ** sahabat karib Liyuda Saputra
Nama Asli : Tri Lego Indah Fitria Ningsih, Nama Pena :  tak lelah mengeja kata
Nama blog :Tri Lego Site’s, alamat blog : http://trilegoindahfn.multiply.com/
Nama fb :  Tri Lego Indah, alamat FB = http://www.facebook.com/legophysica08
Alamat : Asrama Al Barokah, Jalan Bumi Manti gang M. Said No.25 B , Kampung baru,
  Universitas Lampung.
No.telp : 085279183411 atau 085769957317

*Diikut sertakan dalam lomba menulis surat inspiratif
infonya :
http://trilegoindahfn.multiply.com/journal/item/4/Lomba_Menulis_Surat_Inspiratif 
  aya
Bottom of Form

Lega Hati

KKDH ( Lega Hati )

Hari ini kulepaskan kau dari hatiku

Masih lekat dalam memory ku.Pertama kali perjumpaan denganmu itu tercipta secara tak sengaja.Saat ku tergopoh-gopoh menyelesaikan karya tulisku. Masih kuingat malam itu, aku dan  patner satu timku bersama pembimbing KIRku melembur kerja tuk persiapan kompetisi yang menjelang tenggang waktu. Ku benar-benar tak tahu jika malam itu sekolah begitu ramai dengan aktifitas pelatihan dasar berbagai ekstrakurikuler di sekolahku. Aku terlalu concern dengan pekerjaanku.
Akupun tak mengenal siapa kau saat itu. Namamu pun aku tak tahu dan aku tak mau tahu mengenaimu.Yang ku tahu kau adalah salah satu alumni yang diundang untuk menjadi kakak pembina di ekskul yang sedang menyelenggarakan pelatihan dasar kala itu. Di jeda aktifitasku dengan bergantian kerja dengan patner satu timku, aku terduduk di sofa dekat ruang guru untuk sekedar melepas penatku. Kau pun berusaha mencuri perhatianku dengan menawarkan segelas air teh hangat untukku. Dengan senang hatipun ku terima tawaranmu karena udara dingin yang menusuk hingga ke tulangku membuatku butuh barang secangkir teh hangat. Sembari menghilangkan penat dari lelah aktivitas sepanjang hari itu, aku berbincang santai dengan adik-adik tingkatku yang juga bermalam di sekolah waktu itu sebagai panitia penyelenggara pelatihan dasar tersebut. Dan lagi-lagi kau pun ikut masuk dalam perbincangan kami, dan akupun tak keberatan. Kau memecah kesunyian dan kelelahan kami dengan humorisasi yang kau jelma sehingga mengundang gelak tawa kami dan semakin merefresh otakku yang semakin kencang menjadi lebih segar.
**
Ba’da pertemuan hari itu, tak ada yang special bagiku. Aku pun tak menyadari jika pertemuan itu membuat rasa berbeda di relung hatimu. Hingga aku heran kau tau semua hal tentangku. Terlebih saat kau tahu aku dan teamku berhasil menjadi juara dikompetisi karya ilmiah itu, kau orang  pertama yang memberi ucapan selamat padaku. Aku hanya membalas ucapanmu dengan melempar senyum dan ucapan terima kasih dariku. Ternyata kau tak cukup puas dengan itu, hingga akhirnya kau memiliki keberanian untuk mengungkapkan isi hatimu padaku, walaupun secara tidak langsung.  Melalui sepucuk surat berwarna merah jambu yang kau kirimkan ke alamat rumahku.  Aku bingung bagaimana harus membalas surat yang kau tuliskan untukku. Karena aku tak memiliki rasa yang sama denganmu.
***
Tapi kau tetap saja tak menyerah, kau mulai sering menyerangku dengan puisi-puisi gombalisasimu melalui pesan singkat yang kau kirim untuk ku. Dan hari yang sangat menghebohkan bagiku kala itu, dengan berani kau datang bersama ayah ibumu ke rumahku bukan dengan maksud menemuiku, tapi menemui kedua orang tuaku. Perasaanku sudah mulai tak enak. Dari kamar yang tak jauh dari ruang tamu, aku mendengar dengan jelas semua perbincangan yang kau lakukan dengan orang tua ku. Kau sungguh-sungguh mencintaiku dan berniat baik ingin meminangku. Allahu Robbi, lemas aku mendengarnya. Tapi Ayah cukup tahu apa yang ku rasakan waktu itu. Ayah segera memanggilku dan meminta aku untuk menjawab pinangan itu. Usia sebagai anak es em a (baca : SMA)
 ku harap bisa membantuku untuk menolak pinangannya kepadaku yang datang secara tiba-tiba. Karena yang masih terfikir olehku saat itu adalah aku akan memulai menapaki mimpi yang akan aku gapai 3 hingga 5 tahun ke depan, tak ada sekalipun terlintas di fikiranku untuk menikah di usiaku yang belum matang. Bismillah, dengan sangat berhati-hati, perlahan kata demi kata dan kalimat demi kalimat meluncur dari bibirku, ku sampaikan berbagai alasan yang mendasariku untuk tak bisa menerima pinanganmu. Karena rasa itu memang ku anggap manusiawi jika Kau mempunyai rasa itu kepadaku, aku sangat menghargai tindakan mu untuk tak mengajakku seperti layaknya anak muda jaman sekarang yang dibutakan dengan budaya barat yang menggejolak. Aku hanya ingin menolakmu bukan dengan menyalahkanmu  tapi dengan mensolehkanmu...
**
Kini satu harapku, ba’da peristiwa itu aku tak ingin membuat luka terlalu dalam bagimu. Kau masih bisa menjalin silaturahim denganku, tanpa menghadirkan rasa itu.
Agustus 2007 lega hati ini akhirnya ku bisa mengatakan ku lepaskan kau dari hatiku........

Nama : Tri lego Indah F N
Fb : http://www.facebook.com/legophysica08
Alamat : Asrama Al Barokah
               Jalan Bumi Manti gang M. Said No.25 B
               Kampung baru, Universitas Lampung
·         Mohon maaf jika tidak sesuai dengan lomba KKDH yang dimaksudkan oleh mb fitri, karena mungkin justru saya yang menimbulkan luka di hati beliau, tetapi kenyataannya kini silaturahmi kami tetap berjalan dengan baik ^_^

*diikut sertakan dalam lomba menulis KKDH
infonya :
http://www.facebook.com/note.php?note_id=479852167527

Polos

Polos
Jelang  lebaran, Pasar Bambu ramai dengan kaum hawa  yang akan berbelanja. Semua berniat memborong aneka kue&jajanan khas lebaran.Semua asyik tawar menawar harga.”Sekilo kue kering ne berapa bu ?”15ribu mb, jawab ibu penjual kue,10 ribu aja ya bu saya beli5kilo jadi 50ribu, kata si mb pembeli menawar.Yaudah mba boleh,ujar si ibu penjual kue.Setelah selesai si Mba’ berpamitan&mengucapkan terimakasih.Hingga datang seorang pembeli lagi, si ibu buru-buru ngasih uang 50ribu ke pembeli  yang baru datang sambil nyerocos ngomong,mbak  maaf ini td belum saya susukin kembaliannya.Pembeli itu cuma bengong@!#$%**,&ternyata pembeli yang seharusnya disusukin itu saudara kembar pembeli ini yang udah nawar pertama tadi....^_^

*diikut sertakan dalam lomba menulis KITAB (Kisah tentang Ibu) http://www.facebook.com/note.php?note_id=478378182527


Ujian Nasional _ My Unforgottable Moment ^^


Ujian nasional yang merupakan hajat dunia pendidikan setiap tahunnya selalu saja banyak menimbulkan keresahan bagi warga dunia pendidikan. Terutama bagi kami sebagai siswa. Ujian nasional menjadi peristiwa yang paling mendebarkan yang kami rasakan kala itu. Betapa tidak 3 tahun kami bersusah payah menempuh pendidikan hingga tak jarang harus menempuh remidial karena nilai yang kurang dari nilai ketuntasan minimal belajar yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Tiga tahun kami mempersiapkan diri menuju gerbang ujian nasional terkadang tidak bisa menjadi jaminan bagi kami untuk lulus ujian nasional.

Menyadari itu semua, aku dan kawan-kawan kala itu mulai mengatur strategi. Mulai dari kami berinisiatif meminta jam tambahan diluar jadwal kami les , belajar tutorial dengan teman sebaya, belajar di rumah guru, belajar bersama dengan teman-teman di kawasan kosan kami yang saling berdekatan, dan tak lupa kami selalu meminta penguatan kepada bapak ibu guru kami dengan menggelar pengajian kecil-kecilan setiap pekan,  tentu saja di base camp biasa kami berkumpul, dimana lagi kalau bukan di kosanku.  J
Setiap sehabis qiyamul lail  sembari menunggu adzan subuh , kawan-kawanku pun tak pernah absen datang ke kosanku untuk belajar bersama. Dengan izin sang pemilik kos,  teras rumah ibu kosanku pun ku sulap bak sebuah tempat bimbingan belajar. Papan tulis dari triplek biru berukuran 1,5 meter x 1 meter yang ku bawa dari rumah, dengan spidol warna warni dan sisa-sisa potongan kain yang kusulap menjadi penghapus  dilengkapi dengan tikar yang ku hamparkan di lantai, menjadi satu paket lengkap yang ikut menjadi bagian penting dari kegiatan belajar yang kami lakukan.

Wedang  jahe yang sengaja ku hidangkan untuk menghangatkan badan kami karena udara luar yang sangat dingin menjadi minuman favorit setiap pagi bagi kami. Sembari menyeruput wedang jahe yang ku sajikan, teman-teman tetap khusyuk mendengar penjelasanku tentang materi yang ku sampaikan.

Suara azan kakek Ibrahim dari langgar tak jauh dari kosanku membuat kami harus menghentikan sejenak keasyikan kami tenggelam dalam barisan-barisan soal yang telah kami selami. Dan kami bersama-sama bergegas menuju langgar tempat kakek Ibrahim. Selepas sholat, kami langsung kembali ke base camp kami yang kami beri nama para bodohers base camp yang ingin lulus. Nama yang sangat unik yang terlontar begitu saja dari kami karena rasa takut kami yang teramat sangat akan kelulusan ujian nasional. Soal-soal yang telah kami kerjakan pun kami bahas dengan tim kelompok yang telah terbentuk sesuai kesepakatan. Ketika ada salah satu kawan yang masih merasa kesulitan, kamipun berusaha untuk membantunya.
***
Begitulah aktivitas harian yang harus kami jalani. Tidak ada waktu yang kami sia-siakan. Setiap detik yang kami lakukan selalu saja kami isi dengan kegiatan belajar. Mulai dari pukul 4 pagi dengan belajar kelompok dikawasan kosan (di base campnya para bodohers base camp yang ingin lulus) , pukul 6 pagi dengan jam tambahan belajar ke nol, pukul 7.30 sampai dengan pukul 14.00 untuk belajar reguler, pukul 15.30 sampai 17.00 untuk jadwal les , dan malam hari kami gunakan untuk belajar mandiri. Tak terkecuali hari-hari libur, kami tak segan bertandang ke rumah guru-guru kami untuk belajar materi yang kami tak begitu paham. Begitulah aktivitas dan rutinitas yang kujalankan setiap harinya bersama teman-temanku selama satu semester menjelang ujian nasional. Konsekuensi yang harus kami ambil karena sekolah tak bisa memberikan jaminan lulus 100 % kepada kami. Ini menjadi sesuatu yang sangat punya alasan, karena sejak jaman dahulu sampai saat inipun sekolah SMA ku tak pernah melakukan praktek-praktek kecurangan sebagaimana yang terjadi pada sejumlah kasus di sekolah- sekolah yang tak ingin nama sekolahnya jatuh ataupun takut tak mendapatkan siswa karena ada siswa di sekolah tersebut yang gagal ujian nasional. Karena bagi sekolah kami yang ditekankan adalah murid-murid lulusan sekolah kami adalah anak-anak yang jujur dan lulus ujian nasional dengan kompetensi dan bekal yang telah dimilikinya selam 3tahun menempuh pendidikan di sekolah kami.
***
Waktu terus bergulir hingga akhirnya detik-detik menjelang ujian nasional pun tinggal menunggu hitungan jam. Hingga akhirnya saat yang ditunggu-tunggu telah tiba pada waktunya.  Bismillahirrohmanirrohim mudahkan aku dan kawan-kawan ku ya Robb, ucapku lirih. Ruangan ujian sunyi senyap. Pengawas mulai membacakan tata tertib ujian kemudian membagikan lembaran jawaban komputer (LJK) kepada kami.  Sambil menunggu soal dibagikan, kami mulai mengisi data diri kami di LJK yang telah kami terima. 5 menit sebelum sirine tanda mengerjakan soal dibunyikan,  pengawas membagikan soal kepada kami. Sembari menunggu sirine dibunyikan, akupun membolak-balik halaman demi halaman serta mengecek kelengkapan halaman atau kata-kata yang mungkin tidak terbaca. Lima menit kemudian sirine penunjuk waktu mengerjakan soal telah berbunyi, pengawas mempersilahkan kami untuk mengerjakan soal dengan mengingatkan kami untuk mengecek biodata yang telah kami hitamkan tadi di lembar LJK. Senyap suasana dalam ruangan, semua terhanyut dalam 75 butir soal Bahasa Indonesia yang menjadi santapan kami pagi itu. Akhirnya kurang dari 30 menit waktu yang tersisa aku telah selesai merampungkan soal demi soal, dan aku memanfaatkan sisa waktu untuk kembali mengecek ulang jawaban-jawabanku. Waktu mengerjakan soal telah habis dan kami dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian jam ke dua.
Pukul sepuluh lebih lima belas menit, kami memasuki ruang ujian dengan duduk rapi pada bangku kami masing-masing. Suasana sedikit tegang karena jam kedua ini adalah ujian matematika. Sama seperti perlakuan yang diberikan dijam pertama,  pengawas menjelaskan tata tertib kemudian membagikan LJK. Kamipun bersegera mengisi LJK dengan sangat hati-hati dan penuh ketelitian. Hingga bunyi sirine sudah mau dibunyikan, pengawas belum juga membagikan soal. Ternyata di ruangan kami masih kekurangan soal sejumlah 7 bendel soal. Saat soal dibagikan ternyata yang harus sedikit bersabar untuk mendapat soal tentu saja 7 peserta ujian itu, dan satu diantaranya adalah aku. Tanpa berpikir panjang sang pengawas meminta soal di ruang sebelah, tanpa melapor ke ruang koordinator. Hingga akhirnya kami ber tujuh sudah memegang soal. Tanpa kulihat-lihat lagi langsung saja ku kerjakan soal yang telah ku pegang, alhamdulillah dalam waktu kurang dari 30 menit soal matematika yang ku pegang telah rampung ku selesaikan. Tapi aku merasa ada sesuatu yang aneh di ruanganku, pandanganku menyebar ke seisi ruang ujian. Mereka terasa begitu kesulitan, aku jadi semakin bingung. Aku merasa juga ada yang aneh dengan soal matematika yang ku pegang, tak ada satu pun materi sesuai dengan bahasan yang aku pelajari, semua terasa seperti materi matematika sangat dasar, sehingga dengan mudah aku bisa segera menyelesaikannya. Setelah kuteliti dan ku bolak balik lembaran soal matematika ku, aku menjadi terduduk lemas. Bagaimana tidak aku dengan mudah menyelesaikan soal matematika itu. Karena ternyata soal yang aku pegang adalah soal matematika anak IPS. Aku baru sadar ruang ujianku adalah ruang terakhir untuk peserta ujian program IPA, dan ruang sebelah adalah ruang satu untuk program IPS. Tempat pengawas tadi mengambil soal untuk diberikan kepada kami sebelumnya.  Astaqfirullah ‘adzim pekikku keras sehingga membuyarkan konsentrasi peserta ujian yang lain di ruanganku. Segera aku melontarkan protesku kepapa pengawas.  Aku merasa sangat dirugikan. Akhirnya salah seorang dari pengawas yang ada di ruanganku berinsiatif  melapor ke ruang koordinator. Sembari menunggu apakah masih ada sisa soal matematika untuk program  IPA, pengawas yang masih di ruangan ujianku berusaha kembali mengkondusifkan kami semua. Akhirnya pengawas yang telah melapor tadi telah kembali ke ruang ujiannku dengan membawa sejumlah 7 bendel soal ke ruang ujianku. Aku juga meminta lembar LJK baru, karena sangat tidak mungkin jika aku menghapus semua jawaban yang telah ku hitamkan di LJK ku yang tadi telah dibagikan sebelumnya.  Alhamdulillah masih tersisa satu lembar LJK yang kosong. Dengan meminta perpanjangan waktu, aku kembali berusaha menenangkan pikiranku dan mencoba kembali fokus. Betapa tidak, waktu tinggal 30 menit lagi sedangkan biodata yang sangat banyak, juga karena namaku yang panjang sehingga waktu 10 menit aku baru menyelesaikan pengisian identitas diriku sebagai peserta ujian pad LJK tersebut. Tangisku pecah tak terbendung setelah melihat soal, aku mulai tak bisa konsentrasi karena merasa harus berlomba dengan waktu, aku semakin tertekan hingga akhirnya bapak kepala sekolah dan wakil kurikulum mendengar insident di ruangan ujianku segera datang dan berusaha menenangkan aku.  Keenam temanku yang juga mengalami hal yang sama mereka nampak pasrah dengan kejadian hari ini, tapi aku tidak bisa pasrah begitu saja. Dalam waktu yang sangat singkat kami harus menyelesaikan soal sejumlah 45 butir itu dengan baik dan benar. Tak ayal hanya separo dari jumlah soal itu yang bisa ku kerjakan dengan baik, sisanya aku isi dengan memakai feeling saja, karena aku benar-benar sudah tidak mampu berfikir. Kepalaku berat, tanganku lemas. Ujian hari pertama telah usai. Aku bergegas ingin segera sampai dikosan.
Di kosan aku segera masuk dan  mengunci diri di kamar. Aku menangis sejadi-jadinya. Pikiranku jauh melayang, ini baru ujian hari pertama sudah seperti ini, apakah pertanda bahwa aku akan tidak lulus ya Robb..... Aku benar-benar diliputi rasa ketakutan yang teramat sangat. Aku tak berani menceritakan kejadian hari ini kepada ibu dan ayahku karena takut membuat mereka akan kepikiran. Aku kemudian menelpon advisorku. Mom JQ begitu biasa aku menyapanya. Ku ceritakan segala peristiwa hari ini, beliau terus menjadi pendengar yang baik bagiku walaupun semakin tidak jelas apa yang aku katakan karena dibarengi denga isak tangisku yang semakin tak terbendung. Setelah selesai menumpahkan segala rasa dihatiku dengan kejadian yang ada hari ini Mom JQ berusaha menghibur dan menenangkanku dengan memberi banyak nasihat. Aku menjadi begitu nyaman dan kembali tenang...
Ujian hari ke dua dan ketiga berjalan dengan kondusif, dengan mengevaluasi  kejadian dihari pertama ujian, ke dua pengawas yang kemarin mengawas di ruanganku saat insident terjadi kini diistirahatkan untuk tidak mengawas dihari ke dua dan ketiga ujian, juga untuk tahun ke depan. Hukuman yang pantas akibat kelalaian mereka. (Maaf bapak-bapak pengawas jika aku berkata demikian). Akhirnya ujian nasional sudah berakhir. Tinggal menunggu hasil.
***
Setelah bersabar menunggu hasil selama satu bulan akhirnya pengumuman kelulusan akan dibacakan esok hari. Walau aku juga setengah kurang yakin, tapi dukungan moral yang diberikan oleh guru-guruku dan teman-temanku membuat rasa optimis itu perlahan tumbuh. Saat pengumuman di kelas,  kami semua dibagikan amplop yang berisi keterangan apakah kami lulus atau tidak lulus.  Dengan setengah nervous aku buka amplop itu dan alhamdulillah  aku dinyatakan lulus. Alhamdulillah ya Robb. Ternyata selama ini perjuanganku dan kawan-kawanku tidak sia-sia. Aku menjadi berfikir bahwa ternyata banyak hikmah yang Allah beri kepadaku. Aku semakin belajar untuk menjadi orang yang lebih teliti, tidak sombong, siap dengan keadaan apapun yang terjadi ke depannya, tidak mudah menyerah dan putus asa serta tidak melupakan kehadiran Nya. Bahwa semua terjadi juga atas campur tangan Tuhan dan kuasa Nya. Semuanya adalah menjadi proses pendewasaan, ujian dalam ujian. Apakah aku mampu menghadapi ujian yang diberikan oleh manusia (Ujian Nasional) dan ujian yang diberikan Tuhan kepada ku saat insiden ujian hari pertama itu terjadi. Alhamdulillah aku bisa mengambil pelajaran dari ini semua. So Be Positive  guys ^^
*Diikut sertakan dalam lomba menulis weekly notes : Be Positive
infonya :
 http://www.facebook.com/note.php?note_id=475266612527