MARI BELAJAR BERSAMA#2 - CARA JITU MENULIS CERPEN (2)
Oleh : Liga Alam M
*copas dari TAMAN SASTRA
Oleh : Liga Alam M
Menulis Kilat Dengan Metode Merekam
Banyak
penulis (termasuk saya) awalnya merupakan seorang yang sangat merasa
kesulitan menulis artikel apalagi yang temanya sudah di atur-atur.
Pernah suatu kali ada kompetisi menulis artikel di media massa yang
melibatkan ribuan mahasiswa. Artikel itu hanya akan memuat dua artikel
setiap hari dengan tema yang sebelumnya sudah ditentukan, waktu itu
temanya pendidikan. Dua kali saya kirim artikel itu tidak dimuat alias
di tolak. Segera saya temukan kelemahan saya, ternyata saya tidak
memiliki argument yang lebih baik untuk mendukung naskah artikel
tersebut.
Kemudian saya mencari akal, saya menemui seorang senior
yang paling jago dalam hal diskusi dan saya mengajaknya
berbincang-bincang tentang pendidikan. Harus saya akui ia amat menarik
bicaranya dan kosakatanya luas. Sejam kemudian saya membaca ulang
catatan kecil hasil diskusi sambil mengingat perkataannya yang masih
terekam dalam ingatan saya. Sebentar kemudian jadilah dua artikel.
Kemudian saya kirim dua-duanya, satu pake nama teman. Dua-duanya dimuat.
Dari itulah saya menemukan satu metode bagus untuk belajar menulis.
“Bertahun-tahun
saya belajar menulis tapi nggak bisa-bisa. Emang gimana sih caranya
menulis itu?” tanya seseorang pada saya sesaat setelah mengisi sebuah
diskusi tentang menulis. Saya jelaskan banyak hal dan dia terlihat tidak
percaya dan berkata bahwa menulis hanya bisa dilakukan oleh mereka yang
berbakat saja. Di ujung kalimatnya ia menyindir bahwa saya tak jauh
beda dengan gurunya di kelas yang hanya bisa teori dan teori.
“Kamu serius ingin menjadi penulis?” tantang saya dengan sedikit kalap.
“Iya,” sambutnya ketus sekali, “tapi, sekarang kayaknya udah putus asa.”
“Boleh tau apa yang ingin kamu tulis?”
“Cerpen. Saya punya satu kisah yang menurut saya paling menarik. Saya ingin membagi cerita ini pada orang lain.”
Dari cara ngomongmu, kamu punya bakat besar menjadi penulis, bego!, “Tentang apa?”
“Kisah cinta.” Jawabnya. Dasar AbG!
Saya ajak dia ke sudut, “Boleh saya mendengar sedikit ceritamu?” Jangan tanya kenapa!
Dia
lalu bercerita dengan singkat tentang kisahnya dan memang seru. Setelah
itu saya memberitahukannya bahwa saya merekam semua ceritanya dengan
ponsel dan saya meminta waktu sebentar untuk menuliskannya ke dalam
kertas.
Setelah itu saya edit, ditambah dan dikurangi serta
didramatisir sehingga jadilah sebuah cerpen yang menarik. Metode ini
bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk menulis cerpen. Jangan dulu
berpikir bahwa cerpen kita tidak bagus atau tidak menarik. Semua kisah
masing-masing memiliki keunikan dan daya tarik yang berbeda. Jadi, kalau
ada orang yang mengeluh susahnya menulis padahal ia bisa mengarang
cerita, maka latihlah dengan metode ini. Nanti kalau sudah terbiasa,
anda cukup mendengarkan temanmu bercerita dan anda akan segera bisa
menyulapnya menjadi cerpen atau artikel. Kalau masih belum puas
hasilnya, diskusikan dengan orang yang udah lebih dulu pandai mengarang.
Yang pasti jangan berhenti mencoba, kan sayang kalo kisah indahmu tidak
pernah ditulis sama sekali.
Teori Dalam Pelajaran Bahasa Tetap Penting.
Bagaimanapun
juga pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dan kampus tetap penting
untuk membantu kita menjadi penulis. Dalam menulis biasakanlah
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama untuk
penulisan artikel. Waktu menjadi juri lomba cerpen pelajar, banyak
sekali saya temui naskah cerpen yang salah menempatkan tanda (titik,
koma, tanda petik dst). Ada juga cerpen yang menggunakan bahasa
singkatan yang tidak dimengerti. Minatilah pelajaran bahasa sehingga
anda benar-benar menguasainya.
Segera Catat Inspirasi Yang terlintas.
Seringkali
ide dan inspirasi itu datang pada waktu yang tidak terduga dan kalau
kita tidak mencatatnya bisa jadi kita akan lupa dan hal itu belum tentu
akan datang lagi. Saya menyarankan biasakan membawa buku kecil ke
manapun anda pergi. Atau bisa juga ide yang datang tiba-tiba itu dicatat
melalui ponsel dan direkap ulang di dalam buku pada saat anda sempat.
Pastikan
pada saat yang tepat anda akan menulis ide itu ke dalam bentuk tulisan
yang utuh. Usahakan juga, kalau anda mendengar sesuatu (kosa kata
menarik, tema, judul, kalimat indah, kata mutiara dll) dari orang lain,
segera catat sebab itu akan membantu perbendaharaan kata anda di dalam
menulis. Saya sendiri mendapatkan banyak manfaat dari cara seperti itu.
Usahakanlah punya satu buku khusus untuk mencatat hal-hal singkat yang
mengingatkan anda pada tema tulisaan (kamus pribadi), misalnya ide
tulisan yang hendak dijadikan cerpen, inspirasi yang kemarin malam
muncul sebelum tidur, daftar novel yang ingin ditulis, daftar nama tokoh
dalam cerpen yang menarik, cuplikan deskripsi dalam sebuah novel yang
ingin anda baca berulang-ulang saking bagusnya, dan seterusnya.
Pelajari Karakter Teman Di Sekitarmu
Ada
banyak karakter manusia yang diulas dalam satu cerita. Kita tahu bahwa
manusia memiliki karakter yang berbeda. Hal ini memberi kita pelajaran
penting dalam menulis. Menulis cerpen akan lebih mudah (terutama dalam
mendiskripsikan tokoh dan membuat adegan dialog) jika kita menjadikan
orang yang kita kenal sebagai referensi. Misalnya begini, dalam cerpen
kita ada tokoh antagonis yang cerewet, pemuja penampiran dan suka anill.
Carilah diantara teman di pergaulanmu yang iker iki sikap demikian dan
perhatikan bagaimana gaya bicarannya, pilihan kalimatnya dan
intonasinya. Contoh lain, dalam cerpen ada tokoh baik, penyabar dan
jujur. Perhatikan di sekeliling adakah temanmu yang memiliki sifat
demikian? Jika ada perhatikan cara bicaranya, sikapnya, kesukaannya.
Sehingga
ketika ingin menggambarkan kepada pembaca bagaimana sih sosok tokoh
baik itu, maka anda akan dimudahkan oleh teman yang baik tadi sebagai
referensi. Hal ini akan membantu untuk mendiskripsikan karakter orang.
Sebab, dalam sebuah cerita, pasti akan mengulas sifat. Ada yang baik,
jahat, nakal, penyabar, curang, gagah, centil, penggoda, penggombal,
pembohong dan seterusnya. Karakter seperti itu ada di sekeliling kita.
Tinggal comot saja mereka sebagai tokoh dalam cerita.
Buatlah Kerangka Cerita
Dalam
pelajaran bahasa sering kita dianjurkan untuk membuat kerangka
karangan. Hanya saja metodenya cukup formal dan sulit dijadikan acuan
dalam mengarang. Menurut saya, bikinlah kerangka cerita itu sesuai
dengan kebiasaan dan gaya anda sendiri misalnya, ingin menulis sebuah
cerpen tentang persahabatan dengan seseorang. Anda harus mencatat dulu
apa aja sih yang ingin anda ceritakan? Kisah persahabatan itu dengan
siapa? Sisi menarik apa dalam kisah itu? Apa saja kesan anda terhadap
dia? Kenyataan persahabatan apa yang terjadi dengannya? Bagaimana akhir
dari kisah itu dan apa harapan anda dalam persahabatan dengannya.
Contoh kerangka sederhana untuk membuat cerpen, katakanlah temanya ‘berpisah’ dengan seorang sahabat:
Kisah persahabatan dengan si A
Awalnya bertemu dalam sebuah acara
Pernah bertengkar hebat karena beda pendapat
Dia sebenarnya sahabat yang penuh pengertian
Dia jadi teman special.
Akhirnya berpisah untuk selamanya karena satu sebab.
Kemungkinan
judulnya: Selamat Jalan Sahabatku atau Rinduku Tak Pernah Berakhir atau
sepucuk surat untuk sahabat atau Entah Kapan Engkau Kembali dan
seterusnya. Biasakan membuat beberapa alternatif judul untuk cerpenmu.
Semakin menarik judulnya, semakin memancing orang untuk membaca
ceritamu. Judul ibarat wajah, kalo cakep orang mudah jatuh hati.
Dari
kerangka sederhana dan acak di atas tinggal anda susun dalam bentuk
cerita. Untuk tahap permulaan, tuliskan saja cerita tersebut berdasarkan
ingatan yang ada dalam pikiran dan mengacu pada kerangka karangan.
Nanti setelah selesai baru di edit lagi agar lebih menarik.
Latihan Menulis Dialog
Cerita
pendek seringkali dibuka dengan narasi atau deskripsi tempat atau
orang. Dalam latihan menulis kita harus membiasakan diri diselingi
dengan dialog antar tokoh. Kalimat dialog itu juga harus disesuaikan
dengan karakter usia dan topik pembicaraan si tokoh. Kalo tokohnya
seorang guru fisika yang sedang ngajar nggak mungkin pake bahasa gaul
ala sinetron yang serba abu-abu, kalau tokohnya seorang galak
kemungkinan bahasanya ketus dan kasar. Selain itu perhatikan juga
variasi keterangan dialog, misalnya:
“Aku sayang sama kamu.” Bisik cowok itu yang membuat jantung Diva seakan berhenti berdetak.
Anda bisa merubahnya menjadi:
“Aku,” Cowok itu berbisik pelan di dekat telinga Diva, “sayang sama kamu.”
Bisa juga diubah menjadi:
Cowok itu merangkul Diva dan berbisik pelan di antara gemerisik flamboyan yang diterpa angin malam, “Aku sayang sama kamu.”
Itu
adalah contoh variasi dialog. Masih ada lagi jenis keterangan dialog
yang perlu diperhatikan yang harus disesuaikan dengan adegan, misalnya:
“Jangan
tinggalkan aku.” Pinta Ratu lirih. Atau bisa juga dengan: Ratu memohon
pada cowok itu agar tidak meninggalkannya sendirian.
“Jangan
coba-coba dekati aku lagi!” hardik Diva dengan muka merah padam. Atau
bisa juga dengan: Dengan muka yang merah padam Diva menghardik cowok itu
agar tidak berusaha lagi mendekatinya.
“Aku berharap kita akan
selalu bersama selamanya.” Ucap perempuan itu. Atau juga bisa, “Aku
berharap kita akan selalu bersama, selamanya.” Desis perempuan itu
memecah keheningan malam.
Ada juga variasi seperti ini: “Kalau
saja aku mau jujur, “ kata lelaki itu pada kekasihnya tanpa ada kesan
bercanda, “sebenarnya aku tidak pernah mencintaimu,” sejenak ia terdiam,
“sehebat saat ini” Kita harus bisa mengganggu pembaca dengan berbagai
variasi yang seolah-olah aneh padahal pesan kita pada pembaca
biasa-biasa saja.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan:
# Pandai Mendramatisir cerita.
# Banyak menguasai kosa kata.
# Memasukkan unsur-unsur baru yang lain dari yang lain.
#
Jangan terikat oleh ketentuan bahwa panjang cerpen harus sekian halaman
(ada cerpen yang Cuma 3 halaman dan ada yang sampai 25 halaman).
# Bimbingan Langsung Pada Penulis
Hal
ini yang paling cepat membuat anda mahir menulis. Anda bisa menulis
dulu satu naskah cerpen kemudian anda konsultasikan dengan penulis yang
anda kenal, dan mintalah agar naskahmu di edit dan dikemas dengan lebih
baik. Dengan begitu kamu bisa langsung mengetahui kelebihan serta
kelemahan tulisannya. Saya sendiri sering membantu memperbaiki naskah
cerpen para pemula dan akhirnya mereka berhasil menembus media massa dan
memenangkan berbagai lomba cerpen.
Untuk kebutuhan pelajaran
menulis, pembaca (khusus pemula) bisa mengirimkan naskahnya (cerpen
singkat) ke email penulis dan penulis akan berusaha mengirimkannnya
kembali sesuai permintaan pemilik cerpen. Demikian sedikit tips dalam
menulis cerpen. Yang pasti jangan berhenti untuk belajar dan mencoba.
Kalau di negeri ini ada ribuan penulis sukses yang benar-benar mulai
dari nol, kenapa kita tidak segera menyusul mereka?
*copas dari TAMAN SASTRA
No comments:
Post a Comment