Refleksi 20 tahun kelahiran seorang anak muda
Kini anak perempuan itu sudah beranjak dewasa, bahkan sudah hampir mencapai kematangan dari segi fisik maupun fikir. Wajar saja, kini usianya sudah berkepala dua. Usia yang saya fikir bukan lagi saatnya untuk bermain-main dan bermanja-manja. Bukan lagi hal yang mustahil dia harus mampu menjadikan keberadaannya dimuka bumi ini memiliki kebermanfaatan bagi sekitarnya..
Berangkat dari kesadaran usia yang tidak lagi remaja bahkan kanak-kanak, kini anak muda itu tengah bergegas untuk mulai sadar bahwa dia harus bersungguh-sungguh mengabdikan dirinya untuk agama dan bangsanya. Rasanya usia yang tak lagi remaja, anak muda ini belum merasakan adanya kontribusi nyata yang dia berikan kepada masyarakat. Belum ada karya monumental yang mampu dia hasilkan, belum ada suatu hal yang dia lakukan yang kelak akan mampu menjadi warisan sejarah peradaban yang mampu dia goreskan. Seperti syekh hasan al banna di usianya yang masih muda beliau telah mampu menggugah hati insan bernurani lewat kumpulan tulisan-tulisannya yang penuh makna, ataupun seorang faiz kecil yang telah mampu menelurkan berbagai karya diusianya yang masih belia.
Hem..., alangkah malunya anak muda ini yang belum menghasilkan apa-apa.
Semoga anak muda ini segera bergegas untuk menyadarkan dirinya untuk mulai melakukan sesuatu. Sesuatu yang kecil tapi kontinu, tapi juga tak boleh terlalu lambat. Semoga anak muda ini selalu mengupgrade kapasitas dirinya agar nantinya tak hanya lagi mampu menjadi seorang agent of change (sebagaimana fungsinya menjadi seorang mahasiswa) tapi mampu menjadikan dirinya sebagai direct of change.
Ditulis ditengah temaram lampu kamar
Al barokah, 30 April 2010
At 3am
No comments:
Post a Comment